Hewan memamah biak ( Ruminansia ) adalah hewan herbivora murni, contohnya sapi, kerbau, dan kambing. Disebut hewan memamah biak karena memamah atau mengunyah makanannya sebanyak dua fase.Pertama
saat makanan tersebut masuk ke mulut. Makanan tersebut tidak dikunyah
hingga halus dan terus ditelan. Selang beberapa waktu makanan tersebut
dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus.
Makanan hewan memamah biak berupa rumput atau tumbuhan. Sel tumbuhan tersusun dari bahanselulosa yang sulit dicerna.
Oleh karena jenis makanan tersebut, hewan memamah biak mempunyai sistem
pencernaan dengan struktur khusus yang berbeda dengan hewan karnivora
dan omnivora. Perhatikan Gambar 6.23.
Saluran pencernaan hewan memamah biak
Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut :
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
a. Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.
b. Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar.
Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan
dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam
lambung melalui esofagus.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar(berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.
3. Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang
akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga
terjadi proses pembusukan dan peragian.
Bagian - Bagian Lambung Hewan Memamah Biak
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan (perhatikan Gambar 6.24), yaitu:
a. rumen (perut besar/perut urat daging),
b. retikulum (perut jala),
c. omasum (perut buku),
d. abomasum (perut kelenjar/perut masam).
Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum
7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung
ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi
suasana basa dengan pH ± 8,5.
Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.
a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisimakanan, sapi beristirahat.
Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme
tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida, misalnya
enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase, dan enzim
selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga
terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan
enzim pencerna lemak.
b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan
enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi
gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah
kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan
lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.
c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.
d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh
enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum
sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim
pepsin merombak protein menjadi asam amino.
Asam klorida (HCl) selain mengaktifkan pepsinogen yang dikeluarkan
dinding abomasum, juga sebagai desinfektan (zat pembunuh bakteri, karena
bakteri akan mati pada pH yang sangat rendah). Namun, bakteri yang mati
dapat dicerna menjadi sumber protein bagi hewan memamah biak. Dengan
demikian, hewan memamah biak tidak memerlukan asam amino esensial
seperti pada manusia. Kemudian, makanan yang telah halus dari ruang
abomasum didorong masuk ke usus halus. Di usus halus ini sari-sari
makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya
sisa makanan keluar melalui anus. Perhatikan sistem pencernaan sapi pada
Gambar 6.25.
Apabila sapi meminum air, lipatan dinding antara rumen dan retikulum membentuk saluran yang menghubungkan mulut-esofagus-omasum-abomasum. Keadaan yang demikian mengakibatkan air yang diminum dapat langsung masuk ke abomasum.
Pada anak sapi yang masih menyusu induknya, rumen, retikulum, dan omasum
masih kecil serta belum berfungsi. Saluran lipatan tertutup oleh
gerakan refleks sehingga air susu yang diisap dari puting susu induknya
langsung masuk ke abomasum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar